Tips Mengatur Cicilan agar Keuangan Tidak Berantakan
Biar Hidup Nggak Cuma Kerja Buat
Bayar Tagihan
Halo para pembaca setia Catatan
Digital Nasir!
Gimana kabar dompet di awal bulan ini?
Masih tebal?
Atau... udah mulai tipis karena cicilan nongol satu-satu kayak mantan yang
mendadak ingat kamu pas butuh?
Nah, kali ini kita bahas hal yang
sering bikin kepala cenat-cenut tiap tanggal tua: CICILAN.
Buat kamu yang punya cicilan motor,
cicilan HP, cicilan rumah, sampai cicilan galon dispenser di warung tetangga
(iya, ada loh ๐
), yuk kita belajar bareng-bareng: gimana sih cara
ngatur cicilan supaya keuangan tetap waras dan nggak berantakan?
๐งพ
Pertama: Sadari Dulu, Cicilan Itu Boleh
Ya, betul. Cicilan itu nggak salah.
Jangan langsung merasa berdosa cuma karena punya cicilan.
Banyak hal di dunia ini emang harus dicicil:
- Rumah
- Kendaraan
- Alat kerja
- Bahkan kadang... kesuksesan pun dicicil, bukan
dibayar lunas langsung. (Tsah!)
Tapi yang bikin masalah adalah
ketika cicilan diambil tanpa perhitungan, atau lebih parah — buat
gaya-gayaan doang.
Makanya penting banget belajar cara ngatur
cicilan biar gak jadi jebakan finansial.
๐
1. Hitung Dulu Total Penghasilan Bulanan Kamu
Jangan langsung mikir “Cicilan ini
cuma Rp500.000, murah kok.”
Pertanyaannya bukan murah atau mahal, tapi seberapa besar dari total
penghasilan kamu?
Misalnya, gaji kamu Rp5 juta per
bulan. Maka:
๐ Total cicilan bulanan
sebaiknya gak lebih dari 30% penghasilan, alias Rp1,5 juta.
Itu udah batas sehat.
Lebih dari itu?
Siap-siap jatah makan dikurangi jadi bubur dan gorengan doang tiap malam.
Dan kalau kamu belum punya
penghasilan tetap? Jangan ambil cicilan dulu. Sabar. Nunggu stabil dulu.
๐งฎ
2. Catat Semua Cicilan Aktif
Yuk, jujur pada diri sendiri.
Berapa banyak cicilan kamu sekarang?
Kadang kita suka lupa (atau sengaja
pura-pura lupa ๐
) bahwa kita:
- Masih punya cicilan motor 2 tahun lagi
- Masih nyicil kasur dari toko elektronik
- Ada tagihan PayLater yang numpuk
- Belum bayar cicilan aplikasi pinjaman online (duh...)
Solusi:
Tulis semuanya!
Di kertas, HP, Excel, atau aplikasi keuangan. Yang penting jelas.
Contoh daftar cicilan:
Cicilan |
Jumlah
/ Bulan |
Sisa
Bulan |
Total
Tersisa |
Motor |
Rp800.000 |
12 |
Rp9.600.000 |
HP |
Rp450.000 |
4 |
Rp1.800.000 |
PayLater Shoppe |
Rp300.000 |
2 |
Rp600.000 |
Total Cicilan |
Rp1.550.000 |
— |
— |
Wah, kalau totalnya udah Rp1,5 juta
dari gaji Rp5 juta, artinya udah di ujung batas sehat.
Kalau gaji kamu Rp3 juta, ya itu namanya ngeri-ngeri sedap!
๐ก
3. Bedakan Kebutuhan vs Keinginan (Sebelum Nambah Cicilan Baru)
Sebelum kamu tergoda ambil cicilan
panci marble anti lengket yang katanya “limited edition” atau smartwatch yang
bisa nyalain lampu cuma pake kedipan mata, tanya dulu:
“Apakah saya benar-benar BUTUH ini,
atau cuma PENGEN doang?”
Kalau gak yakin, tunda dulu
seminggu.
Biasanya keinginan impulsif akan menguap setelah 2x makan nasi padang.
Kalau setelah seminggu masih merasa
butuh dan sudah siap finansialnya, barulah pertimbangkan.
Tapi tetap: harus masuk batas 30% tadi ya!
๐
4. Susun Ulang Prioritas Cicilan
Gak semua cicilan harus dibayar
dengan urutan asal.
Kamu bisa prioritaskan cicilan-cicilan yang:
- Bunganya tinggi (kayak pinjaman online)
- Jangka waktunya pendek (biar cepat lunas)
- Potensi dendanya besar
Misalnya, kamu punya Rp1 juta untuk
cicilan bulan ini, dan ada dua pilihan:
- Pinjaman online bunga 2%/bulan
- Cicilan sofa tanpa bunga
Bayar dulu yang pinjaman online.
Sofa mah gak bakal kabur. Tapi bunga pinjol? Ngeri, bos!
๐ง♂️
5. Jangan Mengandalkan Minimum Payment
Ini yang sering jadi jebakan kartu
kredit: minimum payment.
Sekilas terlihat ringan. Tapi itu bikin kamu lama lunas dan nambah bunga
terus.
Misalnya:
- Tagihan kamu: Rp2 juta
- Minimum payment: Rp200.000
Kalau kamu cuma bayar Rp200.000 per
bulan, bisa jadi kamu butuh setahun buat lunasin, dan total yang kamu bayar
bisa jauh lebih besar dari Rp2 juta.
Solusi: Bayar lunas, atau kalau belum bisa, bayar SEMAKSIMAL
MUNGKIN.
Jangan cuma minimum.
๐ต
6. Sisihkan Dana Khusus Cicilan di Awal Bulan
Begitu gajian, langsung pisahkan
uang buat bayar cicilan.
Bikin rekening khusus atau dompet terpisah.
Jangan dicampur sama uang buat
makan, jajan, atau beli kaos distro diskon.
Ingat: Uang cicilan itu bukan uang
kamu lagi. Itu uang orang yang kamu utangin.
Kalau kamu suka lupa atau males
transfer, aktifkan auto-debet.
Biar gak perlu mikir, langsung keambil otomatis.
⛔
7. Jangan Ambil Cicilan Baru Sebelum yang Lama Lunas
Salah satu kesalahan klasik:
Nambah cicilan baru padahal yang lama belum selesai.
Ini bikin kamu masuk ke “lingkaran
setan utang”.
Lama-lama, semua penghasilan kamu habis cuma buat bayar utang.
Kayak hidup cuma buat... bertahan
hidup.
Kalau pengin sesuatu, tabung dulu.
Kalau gak bisa nabung buat barang itu, tandanya kamu belum sanggup cicil juga. ๐ฌ
๐
8. Lunasi Cicilan Kecil Lebih Dulu (Metode Snowball)
Kalau kamu punya banyak cicilan
kecil-kecil, coba pakai metode snowball:
- Bayar minimum semua cicilan.
- Fokuskan sisa uang ke satu cicilan terkecil.
- Setelah lunas, lanjut ke cicilan berikutnya.
Semakin banyak cicilan lunas, beban
kamu makin ringan, dan semangat pun makin tinggi!
๐ด
9. Hindari Godaan Cicilan “0%” Kalau Nggak Perlu
Cicilan 0% itu menggoda banget. Tapi
kadang bikin kamu terpeleset beli barang yang gak kamu perlukan.
Ingat:
“Cicilan 0% tetap aja cicilan. Bukan
berarti gratis!”
Kalau barangnya emang kamu butuh
(misalnya kulkas karena yang lama rusak), silakan.
Tapi kalau cuma pengen beli TV layar lebar buat nonton bola 2 bulan sekali…
mending pikir ulang.
๐
10. Komunikasi Kalau Ada Kendala Bayar
Kalau kamu bener-bener gak bisa
bayar karena kondisi mendesak (PHK, sakit, musibah), jangan diem-diem aja.
Segera hubungi:
- Pihak bank
- Koperasi
- Aplikasi pinjaman (resmi, ya!)
Jelaskan kondisimu, minta
penjadwalan ulang, atau cari solusi.
Asal kamu komunikatif dan niat
bayar, biasanya pihak pemberi pinjaman bisa bantu.
Daripada kabur atau dihubungi debt collector pake nada horor...
✍️ Penutup: Cicilan Itu Kendaraan, Bukan Tujuan
Sobat Catatan Digital Nasir,
Cicilan itu seperti kendaraan. Kalau kamu tahu cara mengemudikannya, dia akan
membawa kamu ke tujuan. Tapi kalau kamu sembarangan, bisa masuk jurang finansial.
Hidup bukan cuma soal nyicil — hidup
itu tentang mengatur, menunda, dan memilih.
Pilih mana yang penting sekarang, dan mana yang bisa ditunda.
Ingat:
“Cicilan boleh ada, tapi jangan
sampai kita jadi budaknya.”
Yuk atur keuangan kita biar tetap
sehat, tenang, dan bahagia.
Kalau kamu punya tips atau cerita soal cicilan, share di komentar blog ini ya!
Sampai jumpa di postingan
selanjutnya.
Salam anti bokek di tanggal tua! ๐ช๐ธ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar