Catatan
Digital Nasir (edited)
Menyampaikan Maksud dalam
Keterampilan Berbicara Transaksional
Pernah nggak, saat ngobrol atau meeting, kita sudah bicara panjang lebar…
tapi lawan bicara tetap nggak paham apa maksud kita?
Nah, di sinilah pentingnya menyampaikan maksud dengan jelas, apalagi
dalam keterampilan berbicara transaksional — jenis komunikasi yang
tujuannya mencapai hasil tertentu, seperti membuat kesepakatan, memberi
instruksi, atau meminta informasi.
🎯 Inti dari Menyampaikan Maksud
Berbicara transaksional itu seperti mengirim paket: alamatnya harus jelas,
isinya rapi, dan sampai tepat waktu.
Kalau pesan kita berantakan, ujung-ujungnya bisa nyasar, bahkan bikin orang
bingung.
Beberapa ciri utama:
- Kejelasan
Pesan
Awali dengan tujuan, beri penjelasan, lalu akhiri dengan tindak lanjut.
Contoh:
“Saya ingin mendiskusikan rencana
pemasaran untuk kuartal berikutnya.”
Sekali ucap, lawan bicara langsung tahu mau dibawa ke mana arah percakapan.
- Bahasa
yang Tepat
Pilih kata yang sesuai konteks. Situasi formal? Gunakan bahasa netral atau profesional.
Harmer (2007) bilang, pilihan kata yang tepat bisa meminimalisir salah paham. - Responsif
terhadap Lawan Bicara
Dengarkan balik, jawab pertanyaan, dan pastikan pesan benar-benar nyangkut di kepala lawan bicara (Richards, 2008). - Efisiensi
dan Fokus
Potong yang nggak relevan. Langsung ke inti, apalagi kalau ini soal instruksi, negosiasi, atau transaksi.
Berbicara transaksional itu seperti mengirim paket:
- Alamatnya
harus jelas → supaya sampai ke tujuan yang tepat.
- Isinya
rapi → biar mudah dibongkar dan dimengerti.
- Sampai
tepat waktu → karena pesan yang terlambat bisa kehilangan arti.
Kalau pesan kita berantakan, alamatnya tidak jelas, atau isi paketnya
acak-acakan, ujung-ujungnya bisa nyasar, bahkan bikin orang bingung.
Dalam komunikasi, “paket” itu adalah maksud dan pesan yang ingin kita
sampaikan.
Berikut empat ciri utama yang membuat pesan kita tepat sasaran:
1. Kejelasan Pesan
Mulailah dengan menyatakan tujuan, lanjutkan dengan penjelasan
singkat, lalu akhiri dengan tindak lanjut atau langkah yang
diharapkan.
Contoh dalam berbagai konteks:
- Meeting
bisnis:
“Saya ingin mendiskusikan rencana
pemasaran untuk kuartal berikutnya, khususnya strategi promosi online. Setelah
pembahasan, saya harap kita bisa menyepakati jadwal pelaksanaannya.”
- Layanan
pelanggan:
“Saya menelepon untuk menanyakan
status pengiriman paket pesanan saya yang dijadwalkan tiba kemarin.”
- Komunikasi
sehari-hari:
“Bisa tolong ambilkan buku di
meja kerja saya? Saya butuh untuk rapat sebentar lagi.”
Tips: Gunakan kalimat pembuka yang mengarahkan lawan bicara pada topik inti,
agar mereka tahu sejak awal apa yang sedang dibicarakan.
2. Bahasa yang Tepat
Kata-kata adalah kemudi dalam percakapan. Salah pilih kata, kita
bisa nyasar. Pilih bahasa sesuai situasi, hubungan, dan tujuan.
Contoh:
- Situasi
formal (rapat kampus):
“Berdasarkan hasil evaluasi, kami
menyarankan revisi pada modul ajar semester ini.”
- Situasi
semi-formal (koordinasi antar tim):
“Kita perlu membagi tugas supaya
semua selesai tepat waktu.”
- Situasi
santai (teman dekat):
“Eh, nanti malam jadi nongkrong nggak?
Kalau jadi, aku jemput jam 7.”
Harmer (2007) menekankan bahwa pemilihan kata yang tepat bukan hanya soal sopan
atau tidak, tapi juga soal mengurangi potensi salah paham.
3. Responsif terhadap Lawan
Bicara
Komunikasi yang baik itu dua arah, bukan monolog. Kita perlu:
- Mendengarkan
respons lawan bicara.
- Menjawab
pertanyaan mereka.
- Mengonfirmasi
apakah pesan kita sudah dipahami.
Contoh:
- Dalam
negosiasi:
Lawan bicara: “Kalau
diskonnya 15%, apakah masih bisa free ongkir?”
Kita: “Bisa, dengan syarat minimal pembelian 10 unit. Apakah itu sesuai
dengan rencana Anda?”
- Di kelas:
Murid: “Bu, bagian
ini maksudnya apa ya?”
Guru: “Maksudnya, kita harus menyelesaikan latihan ini sebelum lanjut ke
materi berikutnya. Jadi, ayo kita coba kerjakan bersama.”
Richards (2008) menggarisbawahi bahwa respons yang tepat akan memperkuat
kejelasan pesan dan membangun kepercayaan.
4. Efisiensi dan Fokus
Waktu adalah mata uang komunikasi. Terlalu banyak detil yang nggak relevan
bikin pesan kehilangan arah. Potong yang tidak perlu, fokus pada inti.
Contoh:
- Instruksi
kerja:
❌ “Jadi gini, minggu depan kan ada pameran, dan kita mungkin akan butuh beberapa spanduk. Nah, spanduknya itu ukurannya bisa besar atau sedang, tapi saya rasa kalau besar lebih kelihatan…” (terlalu berputar-putar)
✅ “Tolong cetak spanduk ukuran besar untuk pameran minggu depan.” - Koordinasi
acara:
“Kita fokus beresin registrasi
peserta dulu, dekorasi menyusul setelahnya.”
Dalam transaksi bisnis atau layanan cepat, kejelasan dan singkatnya pesan
adalah kunci supaya proses berjalan lancar.
💡 Kenapa Penting?
Karena kalau maksud kita tersampaikan dengan jelas:
- Kesepakatan
bisa tercapai lebih cepat.
- Masalah
bisa diselesaikan tanpa drama.
- Kredibilitas
kita sebagai komunikator naik level.
Thornbury (2005) menyarankan latihan seperti simulasi percakapan formal
atau role play biar kemampuan ini makin terasah.
📚 Fokus pada Tatabahasa
Selain kata-kata yang pas, grammar juga punya peran penting. Berikut
beberapa “senjata” yang bisa dipakai:
1. Kalimat Tanya yang Sopan
Digunakan untuk klarifikasi atau minta informasi.
Contoh bahasa Inggris:
- “Could you
tell me where the nearest bank is?”
Contoh bahasa Indonesia: - “Apakah
Anda berkenan menjelaskan lebih lanjut tentang hal ini?”
- “Bolehkah
saya mengetahui jadwal pertemuan selanjutnya?”
- “Bisakah
Anda memberikan panduan lebih jelas mengenai langkah berikutnya?”
1. Kalimat Tanya yang Sopan
Kalimat tanya yang sopan digunakan untuk mengklarifikasi informasi, meminta bantuan, atau memastikan pemahaman tanpa terkesan
memerintah atau memaksa.
Kunci kesopanannya ada pada:
·
Pilihan kata pembuka (Apakah, Bisakah, Bolehkah, Mungkinkah, Mohon).
·
Nada suara atau intonasi
yang lembut.
·
Penempatan ungkapan sopan
seperti tolong, berkenan, atau jika tidak
keberatan.
Kalimat tanya sopan membantu kita membangun hubungan baik dengan lawan
bicara, menjaga profesionalisme, dan menghindari kesalahpahaman.
📌 Contoh dalam Bahasa Inggris
·
“Could you tell me where
the nearest bank is?”
·
“Would you mind explaining
the procedure to me?”
·
“May I know when the next
meeting will be held?”
·
“Could you please clarify
this point for me?”
·
“Would it be possible to
get a copy of the report?”
📌 Contoh dalam Bahasa Indonesia (Berbagai Konteks)
A. Konteks Bisnis atau
Profesional
1.
“Apakah Bapak/Ibu berkenan
menjelaskan lebih lanjut mengenai strategi pemasaran yang akan digunakan?”
2.
“Bolehkah saya mengetahui siapa
yang akan memimpin proyek ini?”
3.
“Bisakah Anda memberikan panduan
tertulis mengenai prosedur kerja baru ini?”
4.
“Mungkinkah saya mendapatkan
salinan laporan keuangan bulan lalu?”
5.
“Jika tidak keberatan, dapatkah
Anda menunjukkan data pendukungnya?”
B. Konteks Pendidikan
6.
“Bolehkah saya bertanya mengenai
materi yang belum sempat dijelaskan?”
7.
“Bisakah Bapak/Ibu guru mengulang
penjelasan tentang topik ini?”
8.
“Apakah saya boleh meminjam buku
referensi tersebut untuk tugas saya?”
9.
“Mungkinkah kita mengatur sesi
tambahan untuk membahas soal ujian?”
10. “Kalau tidak keberatan, bolehkah saya mengajukan pertanyaan
sebelum kelas berakhir?”
C.
Konteks Layanan Publik atau Pelanggan
11. “Apakah saya boleh mengetahui status pengajuan permohonan saya?”
12. “Bisakah Anda memberi tahu jadwal keberangkatan bus berikutnya?”
13. “Bolehkah saya meminta bantuan untuk mengisi formulir ini?”
14. “Mungkinkah saya mendapatkan informasi tarif terbaru?”
15. “Jika memungkinkan, dapatkah saya melihat contoh produk terlebih
dahulu?”
D. Konteks Percakapan
Sehari-hari
16. “Boleh saya tahu jam berapa acara dimulai?”
17. “Bisakah kamu membantu saya memindahkan meja ini?”
18. “Kalau tidak merepotkan, bolehkah saya ikut menumpang?”
19. “Mungkinkah kita bertemu lebih awal dari jadwal?”
20. “Kalau berkenan, bisakah kamu jelaskan lagi maksudnya?”
💡 Tips Membuat Kalimat Tanya yang Sopan
1.
Gunakan kata tanya lembut → Bolehkah, Bisakah, Apakah Anda berkenan, Mungkinkah.
2.
Tambahkan frasa sopan → tolong, jika tidak
keberatan, apabila memungkinkan.
3.
Gunakan nada suara netral atau rendah (hindari nada
menginterogasi).
4.
Sampaikan alasan jika perlu, agar permintaan lebih dapat
diterima.
Contoh:
“Bolehkah saya mengetahui jadwal rapat minggu
depan, supaya saya bisa menyesuaikan agenda?”
Dengan begitu, kalimat tanya kita terdengar profesional, sopan, dan jelas maksudnya.
2. Kalimat Deklaratif untuk
Memberi Informasi
Langsung dan jelas.
Contoh:
- Present
Simple: “The meeting starts at 10 a.m.”
- Past
Simple: “I sent the report yesterday.”
Versi Indonesia:
“Kantor ini buka setiap hari Senin sampai Jumat dari pukul 08.00 hingga
17.00.”
“Pengumuman hasil seleksi akan dipublikasikan di situs resmi pada tanggal 1
Desember.”
2. Kalimat Deklaratif untuk Memberi Informasi
Kalimat deklaratif digunakan untuk menyampaikan fakta, pernyataan, atau informasi
secara langsung dan jelas tanpa menuntut jawaban. Dalam komunikasi
transaksional, kalimat jenis ini sangat penting karena:
·
Membantu pendengar atau
pembaca memahami informasi secara cepat.
·
Mengurangi risiko salah
paham.
·
Menunjukkan kredibilitas
pembicara.
Kunci utamanya adalah struktur kalimat yang rapi, pilihan kata yang tepat, dan penyampaian yang lugas.
📌 Contoh dalam Bahasa Inggris
·
Present Simple (fakta, rutinitas, jadwal)
“The meeting starts
at 10 a.m.”
“The office opens every weekday at 8 a.m.”
·
Past Simple (kejadian di masa lalu)
“I sent the report
yesterday.”
“The event took place last Saturday.”
·
Future Simple (rencana atau jadwal mendatang)
“The results will
be announced next Monday.”
“The company will launch a new product next month.”
📌 Contoh dalam Bahasa Indonesia (Berbagai Konteks)
A. Konteks Bisnis atau
Profesional
1.
“Rapat koordinasi akan dimulai
pukul 09.00 di ruang pertemuan lantai dua.”
2.
“Kami telah mengirimkan proposal
kerja sama melalui email kemarin sore.”
3.
“Laporan keuangan triwulan ini
akan dipublikasikan pada tanggal 15 Agustus.”
4.
“Perusahaan menyediakan layanan
konsultasi gratis untuk pelanggan baru.”
5.
“Semua staf wajib mengisi absensi
sebelum jam kerja dimulai.”
B. Konteks Pendidikan
6.
“Ujian akhir semester akan
dilaksanakan pada tanggal 10 hingga 15 Desember.”
7.
“Perpustakaan kampus buka setiap
hari dari pukul 08.00 sampai 20.00.”
8.
“Nilai ujian praktikum telah
diunggah di sistem akademik.”
9.
“Seminar nasional akan
menghadirkan pembicara dari tiga universitas ternama.”
10. “Kelas tambahan untuk mata pelajaran Matematika dimulai minggu
depan.”
C. Konteks Layanan Publik
11. “Kantor pelayanan pajak buka setiap hari kerja dari pukul 08.00
hingga 15.00.”
12. “Jalur evakuasi terletak di sebelah kiri pintu utama.”
13. “Pengajuan KTP baru memerlukan fotokopi kartu keluarga dan akta
kelahiran.”
14. “Pendaftaran program bantuan sosial akan dibuka mulai tanggal 1
April.”
15. “Jadwal keberangkatan kereta tujuan Surabaya adalah pukul
07.45.”
D. Konteks Percakapan
Sehari-hari
16. “Warung makan ini tutup setiap hari Senin.”
17. “Film yang kita tunggu akan tayang mulai pekan depan.”
18. “Paket yang kamu kirim sudah sampai tadi pagi.”
19. “Acara pernikahan akan berlangsung di gedung serbaguna dekat
alun-alun.”
20. “Lampu di ruang tamu sudah diganti kemarin sore.”
💡 Tips Menyampaikan Kalimat Deklaratif secara
Efektif
1.
Mulailah dengan informasi utama → sebutkan fakta
terpenting di awal.
Contoh: “Pengumuman hasil seleksi akan dipublikasikan pada tanggal 1 Desember.”
2.
Gunakan tenses yang tepat sesuai waktu kejadian
(sekarang, lampau, atau mendatang).
3.
Hindari detail yang berlebihan agar inti pesan tidak
kabur.
4.
Gunakan intonasi datar dan tegas saat berbicara, supaya
terdengar jelas dan meyakinkan.
3. Modal Verbs
Memberi nuansa seperti keharusan, izin, kemampuan, atau rencana.
Contoh Inggris:
- “You
should check the details before submitting the form.”
- “Can I
help you with that?”
Contoh Indonesia: - Harus →
“Anda harus menyelesaikan tugas ini hari ini.”
- Boleh →
“Apakah saya boleh menggunakan ruangan ini?”
- Akan →
“Kami akan menghadiri acara tersebut minggu depan.”
4. Conditional Sentences
Kalimat pengandaian untuk menyampaikan kemungkinan dan konsekuensi.
- Type 1 (Real):
“If you pay today, we can give you a discount.”
- Type 2 (Unreal):
“If I were you, I would choose the premium package.”
Versi Indonesia:
“Jika kamu belajar dengan giat, kamu akan lulus ujian.”
“Seandainya saya memiliki waktu lebih banyak, saya akan membantu Anda.”
5. Linking Words untuk Koherensi
Biar kalimat nyambung dan enak dibaca/didengar:
- Penambahan:
dan, serta, juga
- Kontras:
tetapi, namun, sedangkan
- Sebab-akibat:
karena, sehingga, oleh karena itu
Contoh:
“Kami menawarkan diskon untuk anggota, dan juga menyediakan pengiriman
gratis.”
6. Intonasi dan Penekanan
- Pertanyaan
→ intonasi naik: “Would you like coffee or tea?”
- Pernyataan
→ intonasi turun: “The total amount is fifty dollars.”
7. Frasa Penting yang Siap Pakai
- “Let me
clarify…” (Mari saya jelaskan…)
- “I’d like
to ask about…” (Saya ingin bertanya tentang…)
- “Could you
explain that again?” (Bisa tolong jelaskan lagi?)
✍️ Penutup
Menyampaikan maksud dalam berbicara transaksional bukan sekadar ngomong
jelas, tapi juga soal strategi:
- Pilih kata
yang tepat.
- Gunakan
tatabahasa yang rapi.
- Susun ide
secara terstruktur.
- Perhatikan
intonasi dan respons lawan bicara.
Dengan kombinasi ini, komunikasi kita bukan cuma efektif, tapi juga
meninggalkan kesan profesional.
Kalau kata pepatah komunikasi modern:
“Clear message, clear result.”