Seputar Karier Dosen: Dari Awal Meniti Karier sampai Sertifikasi
Jadi dosen itu keren. Tapi lebih dari itu, jadi
dosen juga berarti ikut ambil bagian dalam mencetak generasi masa depan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Banyak orang tertarik dengan profesi ini, tapi
belum tentu tahu seluk-beluknya. Salah satu pertanyaan yang sering muncul
adalah: gimana sih jalur karier seorang dosen itu? Apa aja syaratnya? Gimana
proses sertifikasinya?
Nah, kalau kamu sedang mempertimbangkan untuk
jadi dosen, atau bahkan sudah jadi dosen tapi ingin lebih memahami prosesnya
secara utuh, yuk kita bahas sama-sama di artikel ini. Kita bakal ngulik mulai
dari jalur karier dosen, jenis status dosen, tugas dan tanggung jawabnya,
sampai salah satu proses penting: Sertifikasi Dosen alias Serdos.
Apa Itu Karier Akademik Dosen?
Karier akademik itu ibarat anak tangga yang
harus dinaiki perlahan tapi pasti. Di dunia dosen, karier ini dibangun
berdasarkan prinsip Tridarma Perguruan Tinggi:
1.
Pendidikan dan
Pengajaran
2.
Penelitian dan
Pengembangan
3.
Pengabdian kepada
Masyarakat
Jadi, kalau kamu pikir tugas dosen itu cuma
ngajar di kelas, itu baru satu sisi aja. Dosen juga wajib melakukan penelitian,
bikin jurnal ilmiah, ikut seminar, dan aktif turun ke masyarakat untuk
mengaplikasikan keilmuannya. Semua aktivitas ini dinilai dan dihitung sebagai
bagian dari angka kredit untuk naik jabatan.
Jenjang Karier Dosen
Secara struktural, jenjang jabatan fungsional
dosen di Indonesia terbagi menjadi empat level:
Jabatan Akademik |
Golongan |
Keterangan |
Asisten Ahli |
III/b - III/c |
Titik awal karier, minimal S2 |
Lektor |
III/d - IV/a |
Sudah punya pengalaman mengajar dan publikasi nasional |
Lektor Kepala |
IV/b - IV/c |
Dosen senior dengan kontribusi ilmiah signifikan |
Profesor (Guru Besar) |
IV/d - IV/e |
Jabatan tertinggi, punya pengaruh di tingkat nasional/internasional |
Untuk
bisa naik dari satu level ke level berikutnya, dosen harus mengumpulkan angka kredit melalui kegiatan tridarma tadi.
Penilaian dilakukan lewat sistem Penilaian Angka Kredit (PAK) yang dikelola
LLDIKTI dan Kemendikbudristek.
Syarat Umum Jadi Dosen
Kalau kamu tertarik jadi dosen tetap, ini dia
syarat-syarat umumnya:
·
Pendidikan
minimal S2, walaupun S3 akan lebih baik untuk masa depan karier.
·
Linearitas
pendidikan, artinya S1, S2, dan S3 (kalau ada) harus dalam satu rumpun
ilmu.
·
Punya NIDN
(Nomor Induk Dosen Nasional) untuk dosen tetap, atau NIDK untuk dosen tidak
tetap.
·
Aktif
dalam tridarma (mengajar, meneliti, mengabdi).
·
Lolos
Sertifikasi Dosen untuk bisa menerima tunjangan profesi dan pengakuan
kompetensi.
Tipe-Tipe Dosen di Indonesia
Ada beberapa jenis status dosen berdasarkan
keterikatannya dengan institusi:
1. Dosen Tetap Perguruan Tinggi (NIDN)
Ini yang paling ideal. Dosen tetap adalah
bagian dari struktur tetap kampus, punya beban kerja minimal 12 SKS per
semester, dan berhak mengajukan Serdos serta mendapatkan tunjangan.
2. Dosen Tidak Tetap atau Luar Biasa
Dosen ini mengajar part-time. Biasanya tidak
mendapat beban tridarma secara penuh dan tidak bisa mengajukan Serdos, kecuali
dalam status tertentu (NIDK) dan memenuhi kriteria.
3. Dosen ASN DPK (PNS Diperbantukan)
Biasanya PNS dari kementerian atau lembaga
lain yang ditugaskan mengajar di perguruan tinggi swasta.
Tugas dan Tanggung Jawab Dosen
Kalau kamu pikir jadi dosen itu cuma duduk di
kelas sambil berceramah, pikir lagi deh. Ini beberapa tanggung jawab yang harus
dijalani dosen secara rutin:
·
Menyusun RPS
(Rencana Pembelajaran Semester)
·
Mengajar dan mengevaluasi mahasiswa
·
Membimbing skripsi, tesis, atau disertasi
·
Meneliti dan mempublikasikan hasil riset
·
Aktif dalam seminar ilmiah dan pelatihan
·
Mengabdi kepada masyarakat melalui pelatihan,
workshop, atau pengembangan wilayah
Dosen juga sering diminta terlibat dalam
kegiatan organisasi keilmuan dan struktur manajerial kampus, seperti menjadi
ketua program studi, dekan, atau panitia kegiatan ilmiah.
Tantangan dan Peluang Karier Dosen
Tantangan:
·
Beban
administratif tinggi, seperti akreditasi, pelaporan, atau laporan ke
DIKTI.
·
Tekanan
untuk publikasi ilmiah, baik di jurnal nasional maupun internasional.
·
Persaingan
jabatan fungsional, karena slot Guru Besar terbatas.
·
Perubahan
regulasi yang cepat dan dinamis.
Peluang:
·
Kenaikan jabatan fungsional → berbanding lurus
dengan tunjangan dan prestise.
·
Beasiswa studi lanjut (S3) dari LPDP, DIKTI, dan
kampus luar negeri.
·
Hibah riset dan pengabdian yang bisa didanai
hingga ratusan juta rupiah.
·
Keterlibatan dalam pembuatan kebijakan publik atau pengembangan daerah.
·
Kesempatan jadi narasumber, visiting lecturer,
atau kolaborator riset internasional.
Mengenal Serdos: Sertifikasi Dosen
Nah, ini salah satu milestone penting dalam
karier dosen: Serdos atau
Sertifikasi Dosen. Ini semacam “SIM Profesi” yang menunjukkan bahwa seorang
dosen telah diakui kompetensinya sebagai tenaga pengajar profesional di
perguruan tinggi.
Apa Tujuan Serdos?
Tujuannya simpel tapi penting: memastikan
bahwa dosen punya kompetensi yang layak, tidak cuma dari sisi pengetahuan, tapi
juga dari sisi profesionalisme, etika, dan kinerja.
Siapa yang Bisa Mengikuti Serdos?
Syarat umum Serdos antara lain:
·
Warga
Negara Indonesia (WNI)
·
Pendidikan
minimal S2
·
Sudah punya NIDN atau NIDK
·
Sudah mengajar selama minimal 2 tahun
·
Memiliki portofolio akademik: publikasi,
pengalaman mengajar, kegiatan pengabdian
·
Mendapat rekomendasi
dari perguruan tinggi asal
Ada juga beberapa penilaian khusus, seperti
nilai dari mahasiswa, kolega sejawat, atasan langsung, serta hasil tes akademik
seperti TKDA dan TOEP (Tes Kemampuan Dasar Akademik dan Tes Bahasa Inggris).
Proses dan Tahapan Serdos
Secara garis besar, inilah tahapan Serdos:
1.
Pemilihan peserta
oleh kampus
2.
Verifikasi data
dan pengumpulan portofolio
3.
Penilaian
persepsional (oleh mahasiswa, kolega, atasan)
4.
Tes TKDA dan TOEP
5.
Penilaian akhir
oleh asesor
6.
Pengumuman lulus
/ tidak lulus
Kalau dinyatakan lulus, dosen akan mendapatkan
sertifikat pendidik dan otomatis
mendapatkan tunjangan profesi dosen
setiap bulan dari pemerintah. Besarnya setara satu kali gaji pokok.
Apa Manfaat Lulus Serdos?
·
Mendapat pengakuan
resmi sebagai dosen profesional
·
Berhak atas tunjangan profesi dosen
·
Membuka akses untuk naik jabatan fungsional
·
Meningkatkan kredibilitas dan posisi tawar di
kampus
Penutup: Jadi Dosen, Profesi yang Mulia dan
Penuh Peluang
Menjadi dosen bukan cuma tentang berdiri di
depan kelas dan memberikan materi. Ini adalah profesi yang membutuhkan
dedikasi, kedisiplinan, dan semangat belajar seumur hidup. Jalur karier dosen
memang menantang, tetapi juga sangat rewarding. Baik dari sisi pengembangan
diri, kontribusi sosial, hingga kesejahteraan.
Kalau kamu bermimpi jadi dosen, mulailah
dengan menyiapkan pendidikan yang tepat, aktif dalam kegiatan ilmiah, dan
pahami prosedur seperti Serdos sedini mungkin. Karena dunia pendidikan
Indonesia butuh lebih banyak dosen yang tidak hanya cerdas secara akademik,
tetapi juga berdedikasi dan visioner.
Dan ingat, menjadi dosen itu bukan hanya
pekerjaan, tapi juga panggilan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar