Keuangan, Perencanaan Keuangan Pribadi
Menjadi
freelancer alias pekerja lepas memang terlihat keren dari luar. Waktu kerja
fleksibel, bisa kerja dari mana aja, nggak perlu pakai seragam atau berhadapan
dengan bos yang nyebelin tiap hari. Tapi di balik kebebasan itu, ada satu hal
yang sering bikin galau: mengelola keuangan.
Ya, hidup
sebagai freelancer memang penuh tantangan, terutama soal keuangan. Gaji nggak
tetap, klien kadang bayar telat, proyek bisa ramai bulan ini tapi sepi bulan
depan. Kalau nggak pintar-pintar atur uang, bisa-bisa awal bulan pesta, akhir
bulan puasa (dan bukan karena Ramadhan).
Nah, supaya
keuanganmu nggak naik turun kayak grafik saham, yuk simak beberapa tips
sederhana tapi penting buat mengatur keuangan ala freelancer. Gaya
bahasanya santai aja, biar gampang dicerna dan bisa langsung kamu praktikkan.
1. Kenali Pola Penghasilanmu
Hal pertama
yang harus kamu sadari adalah: penghasilan freelancer itu nggak tetap.
Kadang sebulan bisa dapat 10 juta, bulan berikutnya cuma 2 juta. Karena itu,
kamu harus paham pola pemasukanmu.
Mulailah
dengan mencatat penghasilanmu setiap bulan. Lihat berapa rata-rata yang kamu
hasilkan dalam 6–12 bulan terakhir. Dari situ, kamu bisa tentukan estimasi
penghasilan bulanan dan mulai membuat perencanaan keuangan yang realistis.
Jangan
terpancing gaya hidup saat penghasilan sedang tinggi. Ingat, freelance itu
ibarat naik roller coaster: kadang di atas, kadang di bawah.
2. Pisahkan Rekening Pribadi dan Bisnis
Banyak
freelancer yang mencampur uang dari klien dengan uang belanja sehari-hari.
Awalnya sih kelihatan praktis, tapi lama-lama bisa bikin pusing sendiri. Nggak
tahu mana uang untuk kebutuhan pribadi, mana yang harus dipakai buat bayar
pajak, beli alat kerja, atau modal proyek berikutnya.
Solusinya: buat
dua rekening. Satu khusus untuk menerima bayaran dari klien dan mengatur
hal-hal terkait kerjaan. Satunya lagi untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan
begitu, kamu bisa lebih gampang lacak pengeluaran dan tahu berapa sebenarnya
‘gaji bersih’ kamu setiap bulan.
3. Buat Anggaran Bulanan Meski Penghasilan Tidak Tetap
Banyak
freelancer merasa nggak bisa bikin anggaran karena pendapatannya nggak menentu.
Padahal justru karena tidak pasti, anggaran makin penting.
Caranya,
gunakan penghasilan terendah kamu sebagai patokan. Misalnya dari data
setahun terakhir, penghasilan terendahmu adalah Rp3 juta. Maka, buatlah
anggaran bulanan dengan asumsi kamu hanya punya Rp3 juta. Kalau bulan itu
ternyata dapat Rp6 juta, selisihnya bisa kamu tabung atau investasikan.
Dengan cara
ini, kamu nggak akan kalap belanja di saat duit banyak, dan tetap aman di bulan
yang penghasilannya minim.
4. Bangun Dana Darurat (Ini Wajib Banget!)
Dana darurat
buat freelancer itu wajib banget. Karena kamu nggak punya gaji tetap atau
tunjangan seperti pekerja kantoran, kamu harus punya simpanan untuk bertahan
kalau sewaktu-waktu kehilangan klien, sakit, atau ada kondisi tak terduga.
Idealnya,
dana darurat untuk freelancer adalah 6–12 kali pengeluaran bulanan. Jadi
kalau biaya hidupmu Rp3 juta per bulan, berarti dana darurat minimal Rp18 juta
sampai Rp36 juta.
Kumpulkan
pelan-pelan, misalnya dengan menyisihkan 10% penghasilan setiap bulan. Jangan
ditunda, karena kita nggak pernah tahu kapan “musim paceklik” datang.
5. Bayar Diri Sendiri Terlebih Dahulu
Ini salah
satu prinsip keuangan yang sering dilupakan freelancer. Setiap dapat bayaran
dari klien, sisihkan langsung sebagian untuk tabungan, dana darurat, dan
investasi. Jangan nunggu sampai “ada sisa”, karena biasanya nggak pernah ada
sisa kalau nggak disiplin.
Sisihkan
minimal 20–30% dari penghasilan setiap kali kamu menerima pembayaran. Anggap
aja itu ‘gaji’ buat masa depan kamu sendiri.
Kalau perlu,
gunakan sistem amplop digital: satu amplop untuk tabungan, satu untuk kebutuhan
hidup, satu untuk investasi. Bisa pakai fitur dompet digital atau aplikasi
keuangan.
6. Siapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Jangan
karena kerja fleksibel, kamu jadi lupa soal masa depan. Freelancer itu nggak
punya dana pensiun kayak PNS atau pegawai tetap. Jadi ya, kamu sendiri yang
harus mempersiapkannya.
Mulailah
investasi jangka panjang, entah itu lewat reksa dana, saham, emas, atau
properti. Sisihkan sebagian penghasilan bulanan untuk tujuan jangka panjang
ini. Semakin cepat kamu mulai, semakin ringan bebanmu nanti.
Boleh juga
pertimbangkan ikut program pensiun mandiri seperti BPJS Ketenagakerjaan atau
DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
7. Jangan Lupa Hitung Pajak
Sebagai
freelancer, kamu bertanggung jawab penuh atas pajak yang harus kamu bayarkan.
Klien nggak akan otomatis memotong pajak seperti perusahaan.
Jadi, setiap
kali dapat penghasilan, sisihkan sekitar 10–15% untuk pajak. Jangan
tunggu akhir tahun atau saat dapat surat cinta dari kantor pajak.
Kamu juga
bisa konsultasi dengan konsultan pajak atau belajar lewat platform pajak online
yang sekarang sudah makin banyak dan user-friendly.
8. Investasi pada Skill dan Alat Kerja
Salah satu
investasi terbaik untuk freelancer adalah investasi pada kemampuan diri
sendiri. Upgrade skill, beli alat kerja yang lebih baik, ikut pelatihan
atau webinar—itu semua akan balik modal dalam bentuk proyek yang lebih bagus
dan klien yang lebih banyak.
Misalnya
kamu freelance sebagai fotografer, beli kamera yang lebih bagus atau ikut
workshop teknik lighting bisa bikin karyamu naik level. Kalau kamu penulis
lepas, ikut kelas SEO bisa bikin kamu punya nilai jual lebih tinggi.
Jangan ragu
untuk mengalokasikan sebagian penghasilanmu untuk hal-hal yang bikin kamu makin
kompeten dan profesional.
9. Punya Rencana Saat Sedang “Musim Panen”
Ada masa di
mana proyek datang bertubi-tubi. Rasanya kayak jadi selebritas yang lagi naik
daun. Tapi hati-hati, jangan langsung merasa kaya dan mengubah gaya hidup
secara drastis.
Saat
penghasilan lagi bagus, gunakan kesempatan itu untuk:
- Menyelesaikan utang (kalau ada)
- Menambah dana darurat
- Investasi lebih banyak
- Bayar pajak lebih awal
- Liburan secukupnya,
bukan foya-foya
Freelancer
yang bijak bukan yang boros saat kaya, tapi yang pintar menyimpan untuk masa
depan.
10. Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Terakhir,
jangan lupa cek kondisi keuanganmu secara rutin. Lihat apakah
pengeluaranmu masih sesuai anggaran, apakah tabungan dan investasimu
berkembang, atau apakah ada klien yang belum bayar.
Bisa
dilakukan setiap akhir bulan atau awal bulan baru. Cukup luangkan waktu 30
menit saja untuk lihat catatan keuanganmu. Kamu juga bisa pakai aplikasi
keuangan seperti Catatan Keuangan Harian, Money Lover, atau Excel biasa.
Dengan
evaluasi rutin, kamu bisa tahu di mana kelemahanmu dan bisa segera perbaiki
sebelum terlambat.
Penutup: Bebas Tapi Harus Disiplin
Jadi
freelancer itu menyenangkan, tapi juga penuh tanggung jawab. Kamu bebas
menentukan kapan kerja dan dari mana, tapi kamu juga harus lebih disiplin
soal keuangan. Nggak ada HRD yang ngatur, nggak ada slip gaji tetap tiap
bulan—semua harus kamu kelola sendiri.
Mulailah
dari langkah-langkah kecil. Pisahkan uang, buat anggaran, bangun dana darurat,
dan sisihkan untuk masa depan. Jangan tunggu penghasilan besar untuk mulai
mengatur keuangan. Justru dengan penghasilan kecil pun, kalau diatur dengan
bijak, bisa bikin hidupmu jauh lebih tenang.