Keuangan, Perencanaan Keuangan Pribadi
Hidup
sebagai mahasiswa itu seru, penuh tantangan, dan tentu saja... penuh godaan! Mulai
dari nongkrong tiap sore, diskon makanan di GoFood, sampai flash sale online
yang muncul tiap tanggal kembar. Tapi di balik semua keseruan itu, ada satu hal
penting yang sering banget disepelekan: mengatur keuangan.
Kamu boleh
pinter di kelas, aktif organisasi, atau jadi ketua himpunan—tapi kalau nggak
bisa atur duit, siap-siap deh hidupmu penuh drama menjelang akhir bulan. Bahkan
ada istilah yang udah jadi “budaya” mahasiswa: tanggal tua. Artinya, dompet
menipis, makan harus ngutang atau nebeng teman.
Nah, supaya
kamu nggak jadi korban tanggal tua terus-menerus, yuk belajar bareng tentang strategi
mengatur keuangan buat mahasiswa. Tenang aja, nggak bakal ribet kok. Kita
bahas pakai bahasa sehari-hari biar gampang dipraktikkan.
1. Kenali Sumber Pemasukanmu
Langkah
pertama adalah mengenali dari mana aja duitmu datang. Kalau kamu
mahasiswa rantau, biasanya sumber pemasukan utama berasal dari uang bulanan
orang tua. Tapi ada juga yang dapat beasiswa, kerja paruh waktu, atau hasil
jualan online.
Tuliskan semua
pemasukan tetap dan tidak tetap setiap bulan. Misalnya:
- Uang saku dari orang tua:
Rp1.500.000
- Beasiswa: Rp750.000
- Freelance nulis artikel:
Rp300.000
- Jualan aksesoris: Rp200.000
Total
pemasukan kamu: Rp2.750.000
Dengan tahu
total pemasukan, kamu bisa mulai bikin rencana pengeluaran. Jangan sampai besar
pasak daripada tiang alias pengeluaran lebih besar dari pemasukan.
2. Buat Anggaran Bulanan
Anggaran itu
semacam peta keuangan kamu. Tanpa anggaran, kamu bakal gampang kebablasan.
Misalnya, niatnya beli pulsa Rp50.000 malah sekalian top up game Rp100.000.
Coba bikin
anggaran sederhana. Misalnya:
- Makan: Rp1.000.000
- Transportasi: Rp300.000
- Kuota/internet: Rp150.000
- Fotokopi/buku: Rp150.000
- Nongkrong/hiburan: Rp300.000
- Tabungan: Rp250.000
- Cadangan darurat: Rp100.000
Total:
Rp2.250.000
Kalau kamu
punya pemasukan Rp2.750.000 dan anggaran hanya Rp2.250.000, berarti kamu punya
sisa Rp500.000 yang bisa dialihkan buat tabungan, sedekah, atau tambahan
hiburan. Tapi ingat, jangan anggap sisa uang itu buat dihamburkan, ya!
3. Pisahkan Kebutuhan dan Keinginan
Ini nih yang
paling sering bikin jebol: keinginan yang menyamar jadi kebutuhan.
Contohnya,
kamu lapar. Pilihan makan nasi telur seharga Rp10.000 atau ayam geprek level 15
+ es kopi susu seharga Rp35.000. Yang penting kenyang, kan? Tapi karena
“sekali-sekali nggak apa-apa”, kamu pilih yang mahal. Padahal dalam seminggu
bisa kejadian lima kali.
Mulai
sekarang, coba bedakan:
- Kebutuhan: makan, tempat tinggal, kuota,
transportasi ke kampus
- Keinginan: nongkrong di kafe, beli kopi
kekinian, beli outfit karena lagi tren
Bukan
berarti kamu nggak boleh jajan atau senang-senang. Boleh banget. Tapi batasi
porsinya. Jangan sampai kamu jadi “sultan seminggu, mie instan tiga minggu.”
4. Gunakan Sistem Amplop atau Aplikasi Keuangan
Kalau kamu
tipe orang yang cepat lupa atau gampang kalap, sistem amplop bisa banget
membantu. Pisahkan uang bulananmu ke dalam amplop-amplop sesuai kategori:
- Amplop makan
- Amplop transport
- Amplop hiburan
- Amplop tabungan
Kalau uang
di satu amplop habis, ya artinya kamu harus tahan diri. Jangan ambil dari
amplop lain.
Kalau kamu
lebih suka yang digital, ada banyak aplikasi keuangan gratis di HP seperti
Money Lover, DompetKu, atau bahkan catatan di Google Sheet. Intinya, kamu tahu
uangmu ke mana saja perginya.
5. Sisihkan Uang di Awal, Bukan di Akhir
Kesalahan
umum mahasiswa adalah: nabung kalau ada sisa. Padahal, biasanya nggak
pernah ada sisa, kan?
Solusinya,
begitu kamu terima uang saku atau beasiswa, langsung sisihkan sebagian untuk
tabungan. Minimal 10%–20%. Anggap aja itu “biaya masa depan”. Mau buat beli
laptop, bayar KKN, liburan, atau cadangan kalau HP rusak.
Contoh: kamu
dapat uang bulanan Rp2.000.000, langsung sisihkan Rp200.000 ke rekening khusus
tabungan. Jangan diganggu gugat.
6. Cari Penghasilan Tambahan
Kalau kamu
merasa uang bulanan selalu kurang, coba mulai cari penghasilan tambahan. Jangan
takut untuk kerja part-time atau buka usaha kecil-kecilan. Sekarang banyak
banget peluang buat mahasiswa:
- Jadi content writer, desain
grafis, atau admin media sosial
- Jualan online (preloved,
makanan, aksesoris)
- Ngajar les anak SD/SMP
- Jadi affiliate marketing di
e-commerce
- Freelance foto/videografi kalau
punya skill
Tapi ingat,
jangan sampai nyari uang tambahan bikin kuliahmu keteteran. Sesuaikan dengan
waktumu.
7. Belajar Hidup Hemat dan Cermat
Hemat bukan
berarti pelit. Hemat itu soal cara mengatur prioritas.
- Bawa botol minum sendiri ke
kampus
- Pilih makan di warung langganan
yang murah dan bersih
- Cari tempat nongkrong yang
wifi-nya kenceng dan nggak harus beli mahal
- Pakai promo transportasi online
- Gunakan beasiswa atau fasilitas
kampus (wifi, perpustakaan, print murah)
Kadang
hal-hal kecil kayak bawa bekal atau nunda beli barang bisa menghemat banyak
uang kalau dikumpulkan.
8. Punya Dana Darurat Kecil-kecilan
Bukan cuma
orang tua yang butuh dana darurat, mahasiswa juga. Karena kita nggak tahu kapan
laptop rusak, harus pulang kampung mendadak, atau ada kebutuhan tak terduga
lainnya.
Kamu bisa
mulai dari nominal kecil, misalnya Rp100.000–Rp200.000 per bulan. Simpan di
tempat terpisah dari uang belanja harian, bisa di e-wallet atau tabungan tanpa
kartu.
Dana darurat
ini bisa jadi penyelamat di saat-saat tak terduga tanpa perlu pinjam sana-sini.
9. Bijak Pakai PayLater dan Kredit Online
Fitur
paylater atau beli sekarang bayar nanti memang menggoda. Tapi hati-hati, jangan
sampai kamu terjebak gaya hidup utang.
Kalau nggak
benar-benar perlu (dan belum punya pemasukan tetap), hindari menggunakan
paylater. Ingat, itu bukan uang gratis. Ada bunganya, ada jatuh temponya, dan
kalau nggak bayar tepat waktu, bisa jadi masalah besar.
Kalau sudah
telanjur pakai, pastikan kamu punya rencana dan kemampuan bayar. Jangan tutup
lubang dengan gali lubang yang lain.
10. Catat dan Evaluasi Keuanganmu
Terakhir dan
nggak kalah penting: biasakan mencatat pengeluaran. Bisa harian atau
mingguan, terserah. Tapi ini penting banget buat tahu ke mana aja uangmu pergi.
Evaluasi
setiap bulan:
- Apakah ada pengeluaran yang
bisa dikurangi?
- Apakah target tabungan
tercapai?
- Apakah kamu terlalu boros di
satu pos?
Kalau kamu
tahu pola keuanganmu, kamu bisa bikin strategi yang lebih baik ke depannya.
Penutup: Hidup Mahasiswa, Hidup Cerdas
Jadi
mahasiswa bukan berarti kamu harus hidup menderita atau kikir. Tapi ini adalah
masa terbaik untuk belajar mengatur keuangan. Soalnya, kebiasaan kamu sekarang
bakal terbawa sampai nanti kerja dan berumah tangga.
Yuk, mulai
dari langkah kecil: bikin anggaran, sisihkan tabungan, dan bijak dalam belanja.
Ingat, bukan soal seberapa besar uangmu, tapi seberapa bijak kamu mengelolanya.
Dan jangan
lupa, kalau kamu butuh template anggaran mahasiswa, rekomendasi aplikasi
catatan keuangan, atau ide cari penghasilan tambahan—tinggal bilang aja. Aku
siap bantu kamu kelola keuangan dengan lebih cerdas dan santai.
Semoga bermanfaat, ya! πΈπ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar